Tim Riset Pendidikan Karakter UNY Meneliti tentang Implementasi Pendidikan Karakter Pada Siswa Berkebutuhan Khusus di SLB PGRI Minggir Sleman

Tim Riset-Pendidikan Karakter UNY yang terdiri dari: Aris Martiana, S.Pd., M.Si. (Ketua), Novianto Yudha Laksana, S.Pd., M.Pd (Anggota), Veroyunita Umar, M.Pd. (Anggota), Ulfah Hidayati, M.Ikom (Anggota) melaksanakan melaksanakan penelitian tentang implementasi pendidikan karakter pada siswa berkebutuhan khusus di SLB PGRI Minggir Sleman yang bertujuan bagaimana penerapan pendidikan karakter pada siswa difabel. Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa (13/8).

Rangkaian acara diawali dengan FGD (Focus Group Discussion) bersama guru dan kepala sekolah SLB PGRI Minggir Sleman. Pada FGD tersebut disampaikan terkait penerapan pendidikan karakter untuk siswa berkebutuhan khusus. Pendidikan karakter yang dipraktikkan melalui isyarat dan simbol sehingga dapat dimengerti oleh peserta didik. Berdasarkan kurikulum yang berlaku SLB PGRI juga melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kurikulum. Guru mengajar dengan perangkat pembelajarannya sesuai dengan kurikulum merdeka yang digunakan untuk siswa berkebutuhan khusus.

Pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah memiliki tema antara lain kearifan lokal, kewirausahaan dan juga diajarkan tentang tari badui di sekolah. Menurut Muh. Basuni, M.Pd., “Tepuk PPK yang disertai gerakan tepuk dengan lirik yakni religius, nasionalis, mandiri, gotongroyong dan integritas bertujuan memberi semangat dalam melaksanakan pembelajaran, serta mengedukasi tentang nilai-nilai karakter pada siswa dengan cara lebih menyenangkan”. PPK sendiri merupakan singkatan dari Penguatan Pendidikan Karakter meskipun saat ini dikurikulum merdeka dalam penguatan pendidikan karakter terwujud pada profil pelajar Pancasila tetapi tepuk PPK masih tetap dapat diterapkan guna mengedukasi nilai-nilai dalam praktik baik peserta didik.

Kerjasama riset ini akan terus dilakukan untuk keberlanjutan dimasa yang akan datang, dalam penerapan tri dharma perguruan tinggi guna kebermanfaatan Masyarakat secara luas. Aris Martiana menyampaikan bahwa “Pendidikan karakter perlu diterapkan secara langsung, sehingga nilai-nilai kebaikan akan lebih mudah dalam internalisasi peserta didiknya”.