Jogja Darurat Sampah, Tim Pengabdian UNY Adakan Pelatihan Pengelolaan Sampah Organik

Akhir tahun 2023, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) mengeluarkan Surat Gubernur Nomor 658/11898 tanggal 19 Oktober 2023 yang merupakan regulasi untuk penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan di Bantul, Yogyakarta. Penutupan ini dilakukan karena TPA Piyungan sudah mendekati ambang batas dan diperkirakan hanya bisa beroperasi sampai akhir April 2024 hingga akhirnya pada 1 Mei 2024 Pemda DIY menutup secara permanen TPA Piyungan. Dengan penutupan itu, maka tidak boleh ada lagi aktivitas pembuangan sampah di kawasan tersebut. Kondisi tersebut tentunya menimbulkan masalah baru, yaitu banyaknya sampah yang tidak terbuang (karena belum siapnya pembuangan sampah yang baru) dan justeru mengotori wajah kota Jogja.

Sebagai wujud kontribusi perguruan tinggi pada penyelesaian masalah di masyarakat, Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) UNY melakukan pelatihan pengomposan dan pembuatan pupuk cair berbasis masyarakat di Kampung Tegalsari, Pakuncen, Wirobrajan, Kota Yogyakarta pada Kamis, 10 Oktober 2024 lalu. Tujuan dari pengabdian tersebut agar masyarakat secara mandiri mampu mengolah sampah organik yang dihasilkan oleh rumah tangga menjadi sumber daya yang bermanfaat. Pengelolaan secara mandiri tersebut selain bermanfaat bagi masyarakat juga diharapkan mampu mengurangi kuota sampah yang dibuang ke TPA.

Sebagai pembicara dalam acara tersebut adalah Nursida Arif (selaku ketua Tim Pengabdi dari Prodi Geografi FISHIP UNY) dan anggota dosen lainnya yaitu Novianto Yudha, Asyhar Basyari, dan Ulfah Hidayati yang juga merupakan dosen FISHIP UNY. Dalam rangkaian pelatihan, selain dilakukan pemaparan materi, Tim PkM UNY juga melakukan pendampingan dalam proses pembuatan kompos dan pupuk cair. Sebagai stimulus, Tim PkM juga memberikan beberapa peralatan maupun bahan dalam pembuatan pupuk dan kompos.

“Biasanya sampah organik dari dapur kan kami buang. Nah ini ternyata bisa dimanfaatkan. Dan diajari juga memilah mana sampah organik yang bisa dipakai dan mana yang tidak. Sangat bermanfaat, “ tutur Tarno, Ketua RT 38, Kampung Tegalsari, Pakuncen,

Dalam sesi diskusi dan tanya jawab, warga juga menyampaikan agar pelatihan tidak berhenti sekali ini saja. Ke depan mereka mengharapkan ada keberlanjutan agar kemanfaatan dari pelatihan ini semakin maksimal.