Selenggarakan Kuliah Tamu, Prodi S3 PKn Undang Kombes Idham Mahdi, S.I.K., M.A.P.

Program Studi S3 Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial (S3 PKn), Hukum, dan Ilmu Politik Universitas Negeri Yogyakarta (FISHIPOL UNY), mengadakan kuliah tamu dengan mengundang Kombes Pol Idham Mahdi, S.I.K., M.A.P., yang saat ini menjabat Direktur Ditreskrimsus Polda DIY sebagai narasumber. Acara yang berlangsung pada Rabu, 30 Oktober 2024 bertempat di Aula lantai 4 gedung IsdB ini dihadiri oleh dosen dan mahasiswa program studi S3 PKn.

Selain Kombes Pol Idham Mahdi, narasumber lainnya yaitu Prof. Sunarso selaku Koorprodi S3 PKn dan Prof. Dr. Mukhamad Murdiono selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bagian dari komitmen untuk menghasilkan lulusan doktoral yang unggul dan berkontribusi signifikan dalam pengembangan pendidikan kewarganegaraan di Indonesia.

Kepala Departemen PKnH Dr. Suyato dalam sambutannya menuturkan bahwa dengan kegiatan ini semoga dapat memotivasi mahasiswa agar lebih memaksimalkan potensi mereka dalam menyelesaikan studi doktoral Pendidikan Kewarganegaraan tepat waktu. Kuliah tamu ini sekaligus mendorong mahasiswa untuk mengembangkan riset inovatif dalam pendidikan kewarganegaraan yang berkontribusi pada penguatan ketahanan nasional.

Prof. Murdiono turut menyampaikan dan memotivasi para mahasiswa agar memperkaya wawasan mereka tentang implementasi pendidikan kewarganegaraan dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, dengan menekankan pentingnya peran aktif mereka sebagai generasi penerus yang dapat membawa perubahan positif dan berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik.

Selesai sambutan diisi materi sesi pertama oleh Kombes Pol Idham Mahdi terkait dengan bahaya penipuan online. Narasumber menjelaskan bahwa penipuan online merupakan salah satu ancaman terbesar di era digital, dengan metode yang semakin beragam dan canggih. Dari tawaran investasi yang terlalu bagus untuk jadi kenyataan hingga penipuan identitas melalui phishing, risiko ini dapat merugikan banyak orang. Beliau menekankan pentingnya mengenali tanda-tanda penipuan, seperti email mencurigakan atau permintaan informasi pribadi yang tidak wajar. Selain itu, narasumber mengingatkan agar selalu memverifikasi sumber sebelum melakukan transaksi dan menggunakan alat keamanan, seperti autentikasi dua faktor, untuk melindungi diri. Dengan pengetahuan yang tepat, kita dapat lebih waspada dan terlindungi dari penipuan online yang merugikan. "Penggunaan aplikasi (APK) harus dilakukan dengan hati-hati, mengingat risiko keamanan seperti malware dan kebocoran data yang dapat mengancam privasi pengguna."pesan Idham Mahdi.

Prof. Sunarso juga menyampaikan dinamika pendidikan kewarganegaraan yang ada di Indonesia. Setiap masyarakat di belahan bumi manapun sangat mendambakan generasi mudanya dipersiapkan untuk menjadi warganegara yang baik dan dapat berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat dan negaranya. Untuk itu maka dikembangkan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). PKn bukan hanya diberikan di Indonesia. Negara-negara lain di seluruh dunia juga memberikannya, meskipun dikemas dalam berbagai bentuk dan nama, contohnya Civics atau Civics Education diberikan di Amerika Serikat. Citizenship Education diberikan di Inggris. Ta’limatul Muwwatanah atau Tarbiyatul Watoniyah, di negara-negara Timur Tengah.

Pada sesi ketiga, Prof Murdiono menyampaikan strategi sukses menjadi doktor dan guru besar. Menjadi doktor dan guru besar adalah pencapaian yang memerlukan dedikasi dan strategi yang matang. Pertama, pendidikan yang kuat menjadi landasan penting, seorang doktor harus menempuh pendidikan tinggi yang intensif, sementara guru besar perlu melanjutkan studi hingga jenjang doktoral dan aktif dalam penelitian. Selain itu, membangun jaringan profesional yang luas sangat krusial, baik melalui seminar, konferensi, maupun kolaborasi dengan rekan sejawat. Pengalaman dalam penelitian bagi doktor dan publikasi akademik bagi guru besar juga harus terus ditingkatkan, karena keduanya menjadi indikator kualitas dan reputasi di bidang masing-masing. Dengan menggabungkan pengetahuan, keterampilan, dan komitmen untuk belajar seumur hidup, seseorang dapat meraih kesuksesan.

Pada akhir acara diisi dengan sesi tanya jawab dan diskusi, dimana mahasiswa diberi kesempatan untuk bertanya langsung kepada narasumber mengenai berbagai isu terkait keamanan, masyarakat, dan pendidikan. Acara ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi mahasiswa S3 PKn untuk terus mengembangkan pemahaman dan kepedulian mereka terhadap isu-isu kewarganegaraan di Indonesia. (Humas/Sugeng Priyanto