Departemen Administrasi Publik Kunjungi Biro Humas Dan Protokol Sekda DIY

Penguasaan kompetensi mahasiswa tidak hanya dibatasi oleh dinding ruang kelas perkuliahan. Mahasiswa sepatutnya dilengkapi dengan pengalaman belajar teknis dan aplikatif sesuai dengan kompetensi lulusannya. Berpegang pada prinsip ini, Jumat 25 Oktober 2024, Departemen Administrasi Publik mengajak mahasiswa untuk mengikuti kunjungan ke Biro Umum Hubungan Masyarakat dan Protokol Sekretariat Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan bagian dari aktivitas pembelajaran mata kuliah Hubungan Kemasyarakatan. Diikuti oleh 50 Mahasiswa dan 3 Dosen Pembimbing mata kuliah Hubungan Kemasyarakatan, kegiatan ini dimulai pada pukul sembilan pagi.

Acara diawali dengan penyampaian tujuan oleh perwakilan dosen pendamping, Dr. Lena Satlita, MSI. Kemudian, dilanjutkan dengan sambutan oleh Kepala Biro Umum, Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Istimewa Yogyakarta, Drs. Teguh Suhada, MSI. Dalam sambutannya dia menyambut dengan baik mahasiswa dan menyampaikan adanya peluang kerja sama kedepannya. Dia juga menguatkan kembali perbedaan peran Pers dengan Hubungan Kemasyarakatan. Diselenggarakan di Ruang Rapat Gedung Wisanggeni Unit 8, Komplek Kepatihan, acara dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab oleh Mahasiswa dan narasumber, Pujo Sumedi selaku Sub Koordinator Publikasi Dokumentasi dan Media Massa, dan Anang Fitrianto Sapto selaku Sub Koordinator Penyiap Bahan Informasi Kebijakan.

Diskusi berjalan dengan interaktif, perwakilan mahasiswa secara aktif mengajukan pertanyaan terkait peran Humas di organisasi pemerintahan khususnya pada konteks Sekretariat Daerah Istimewa Yogyakarta. Tidak hanya pada aspek praktikal, mahasiswa juga memantik diskusi pada studi kasus citra Daerah Istimewa Yogyakarta seperti kasus Klitih (tindak kejahatan di jalan raya) hingga citra DIY sebagai daerah khusus yang menganut sistem kerajaan.

Pujo Sumedi menguatkan bahwa peran Hubungan Kemasyarakatan Sekretariat Daerah Istimewa Yogyakarta cukup penting. Dia menekankan bahwa Humas tidak hanya membutuhkan skill komunikasi namun juga kolaborasi multi aktor, salah satunya adalah jejaring media. Disampaikan oleh narasumber juga, bahwa DIY menjadi barometer humas di tingkat nasional. Sejumlah sistem telah diadopsi mulai dari pendekatan sistem social listening tools hingga pemeriksaan sentimen pidato.

Salah satu diskusi menarik yang disampaikan adalah terkait manajemen krisis lembaga. Mahasiswa belajar bagaimana alur kerja humas dalam mengelola krisis yang terjadi dilembaga pemerintahan. Pengalaman belajar ini memberikan gambaran konkrit bagi mahasiswa yang selama ini hanya dipelajari secara teoritis di kelas. Mahasiswa memperoleh informasi dinamika manajemen krisis pada organisasi pemerintahan yang memerlukan pendekatan khusus tergantung krisis yang dihadapi.

Kegiatan diakhiri dengan foto bersama dan penyerahan buku “Himpunan Sambutan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta” kepada dosen pendamping dan mahasiswa yang aktif bertanya. Dengan berakhirnya kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan baru terkait Humas di organisasi pemerintahan. Selain itu, dengan terlaksananya kegiatan ini juga diharapkan dapat membuka lebih besar lagi peluang kerja sama antara Departemen Administrasi Publik UNY dengan Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol Sekretariat Daerah Istimewa Yogyakarta. (MNC)